Bullying

• Apa yang dimaksud dengan bullying?

   Bullying atau perundungan merupakan tindakan mengganggu, mengusik, atau menyakiti orang lain secara fisik atau psikis. Tindakan ini bisa dalam bentuk bentuk kekerasan verbal, sosial, atau fisik yang dilakukan secara berulang kali dan dari waktu ke waktu. Secara etimologi, asal usul kata bullying berarti penggertak, yaitu seseorang yang suka mengganggu yang lemah.

    Menurut Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA), bullying adalah penindasan atau risak (merunduk) yang dilakukan secara sengaja oleh satu orang atau sekelompok yang lebih kuat. Tindakan ini dilakukan terus menerus dengan tujuan untuk menyakiti.

• Jenis - jenis bullying 

   Ada tiga karakteristik perilaku bullying, yaitu disengaja, terjadi secara berulang-ulang atau untuk mendapatkan kekuasaan. Bukan itu saja, tindakan ini juga bisa dilakukan secara langsung maupun online. 

   Bullying online alias cyber bullying dapat terjadi lewat media sosial, pesan instan, email, dan platform lain yang memungkinkan adanya interaksi. Tindakan bullying juga terbagi menjadi enam kategori, di antaranya: 

—Kontak fisik langsung 
—Kontak verbal langsung 
Kontak non-verbal langsung  
—Kontak non-verbal tidak langsung
—Cyber bullying 
—Pelecehan seksual 
—Perundungan emosional 



• Penyebab bullying 

   Ada sejumlah faktor penyebab bullying yang membuat seseorang rentan mengalami bullying maupun menjadi seseorang yang melakukan perundungan. 

1. Penyebab korban Bullying 

   —Korban memiliki kekurangan dalam aspek fisik maupun psikologis sehingga merasa dikucilkan. 

—Kurang pandai dalam berkomunikasi.

—Kurang mampu untuk membela diri.

—Memiliki percaya diri yang rendah.

—Memiliki sedikit teman.

Penyebab pelaku bullying

   Selain itu, orang tua juga perlu tahu beberapa kondisi yang berisiko meningkatkan anak menjadi pelaku bullying, seperti:

—Memiliki kontrol diri yang rendah dan tidak memiliki perasaan bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan.

—Melakukan bullying sebagai bentuk balas dendam.

—Tinggal di keluarga yang sering bertengkar dan melakukan kekerasan. 


• Tanda - tanda Bullying 

   Tanda - tanda Bullying perlu diketahui sebagai langkah pecegahan. Anak - anak dan remaja adalah kelompok usia yang rentan mengalami perundungan. Oleh sebab itu, orang tua perlu mengawasi dan memberikan perhatian penuh terhadap anak.

Berikut ciri-ciri anak yang menerima bullying:

1. Tidak semua anak bisa terbuka tentang tindakan perundungan yang mereka dapatkan. Oleh sebab itu, orang tua perlu mengamati keadaan emosinya. Anak yang mengalami bullying umumnya selalu gelisah, cemas dan waspada. 

2. Mengalami tanda-tanda kekerasan fisik, seperti memar, luka, goresan maupun bekas luka yang tidak biasa. 

3. Menjadi tertutup atau seolah-olah menyimpan rahasia. 


• Dampak dari Bullying 

   Dampak Bullying bukan cuma menyasar korbannya, tetapi juga pem-bully maupun mereka yang menonton tindakan ini. Tindakan ini memberikan pengaruh buruk terhadap kesehatan fisik maupun mental anak. 

   Pada kasus yang berat, bullying bisa menimbulkan depresi bahkan mendorong tindakan. Berikut dampak yang perlu diwaspadai: 

1. Dampak untuk korban

   —Fisik : Korban bullying dapat mengalami beberapa efek samping pada kesehatan secara fisik. Contohnya, seperti sakit kepala, nyeri otot, sakit perut, perubahan berat badan, hingga penurunan imun tubuh. Tentunya kondisi ini berisiko meningkatkan beragam penyakit atau gangguan kesehatan.

2. Gangguan mental

   Bukan hanya fisik, dampak bullying juga berisiko menyebabkan gangguan pada kesehatan mental. Mulai dari gelisah, cemas, merasa takut setiap waktu, lebih mudah marah, hingga depresi.

3. Akademik

   Bullying juga dapat memengaruhi kondisi akademik seseorang. Mulai dari menurunkan kemampuan analisis, memengaruhi fokus dan perhatian, hingga menurunkan produktivitas. Jika anak mengalami perubahan dalam akademik secara drastis, sebaiknya orang tua jangan abaikan kondisi tersebut.


• Dampak untuk korban

—Memiliki rasa percaya diri dan harga diri yang tinggi. 
—Tidak takut untuk melakukan kekerasan.
—Berwatak keras.
—Selalu ingin mendominasi orang lain.
—Kurangnya rasa empati dengan orang lain. 



• Dampak bagi mereka yang menyaksikan  

Stres.

—Ketakutan.

—Merasa bersalah.

—Sering menghindari masalah.

—Cemas.


• Cara mengatasi Bullying 

   Salah satu cara mengatasi Bullying dengan menggunakan intervensi pemulihan sosial (rehabilitasi). Ini merupakan proses intervensi yang memberikan gambaran jelas pada pelaku perundungan bahwa tindakannya tidak bisa dibiarkan. 

   Karena perilaku perundungan kerap terjadi di sekolah, berikut hal-hal yang perlu dilakukan oleh guru, orang tua maupun teman sebayanya:

—Guru wajib menanggapi kejadian tersebut dengan serius.

—Hargai dan berterima kasih kepada siswa yang telah melapor.

—Yakinkan korban bahwa tindakan yang ia dapatkan bukan salahnya.

—Tunjukkan rasa empati.

—Bantu korban agar mampu membela dirinya sendiri.


• Cara mencegah Bullying 
   Pencegahan Bullying bisa dilakukan dengan membicarakan dengan anak seputar apa yang mereka anggap sebagai perilaku baik dan buruk di sekolah, di lingkungan sekitar maupun di media sosial.

   Pastikan orang tua memiliki komunikasi terbuka dengan anak supaya mereka merasa nyaman memberi tahu apa pun yang terjadi dalam hidupnya.
   
   Lakukan pencegahan bullying secara menyeluruh dan terpadu. Langkah preventif ini bisa mulai dari anak, keluarga, sekolah maupun masyarakat.

1. Pencegahan melalui anak

   —Hindari kelompok yang suka merundung.
   —Ajarkan anak untuk memilih kelompok bermain yang tepat.
   —Ajarkan anak untuk mengolah emosi saat mengalami perundungan. 
   —Minta anak untuk selalu terbuka dan bercerita mengenai segala bentuk perundungan yang terjadi. 

2. Pencegahan dari keluarga

   —Bangun rasa percaya diri anak.
   —Pupuk rasa keberaniannya.
   —Tanamkan ketegasan dalam dirinya. 
   
3. Pencegahan disekolah

   —Bangun komunikasi efektif antara guru dan murid.
   —Ciptakan suasana lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan kondusif.
   —Mengajarkan anak-anak mengenai dampak negatif dari bullying.
   —Tingkatkan kepercayaan diri anak-anak dengan memberikan dukungan pada anak.

4. Pencegahan dimasyarakat 
   —Ajarkan kelompok muda untuk melakukan berbagai kegiatan sosial.
   —Membangun kelompok masyarakat yang peduli terhadap perlindungan anak. Caranya bisa dimulai dari tingkat desa/kampung (Perlindungan Anak Terintegrasi Berbasis MAsyarakat : PATBM). 



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Bullying"

Post a Comment